Tetap ingat bersama mainan tradisional mobil-mobilan yg terbuat dari kayu? Ya, mainan itu sempat menjadi primadona anak-anak di periode mungil. Anak-anak memainkan bersama menaikinya, atau sekedar didorong-dorong dgn rekan-rekan seusianya.
Walau telah susah ditemukan, mainan itu masihlah bertengger di etalase, salah satu toko, di Jalur Penting Pantura, Jalan Raya Tegal Wangi, Kecamatan Weru, Kab Cirebon, ja-bar.
Ibu Warni (55) yg jual sekian banyak mainan tradisional berbahan kayu & rotan, masihlah mengusahakan bersi teguh ditengah derasnya mainan pabrikan berbahan plastik. Toko ini pula seakan melawan maraknya mainan & gadget.
Sementara tu, Kartiya, cowok lanjut usia umur 67, yg tinggal di Desa Kasugengan Lor, Kecamatan Depok, Kab Cirebon, konsisten setia menciptakan mainan tradisional itu. Di rumahnya yg lumayan sederhana, Kartiya, mengupayakan membuat type mainan itu tiap-tiap harinya.
Walaupun umur telah lanjut umur, Kartiya tak bermalas-malasan. Justru Bpk empat anak ini tetap semangat. Ia memakai bahan baku mainan ini, bersama kayu triplek secon & memanfaatan sisa barang lain yg tidak terpakai. Barang yg tidak berharga itu lantas ia sulap jadi mainan yg berharga tinggi, & pastinya mampu menyenangkan anak-anak.
Dalam prosesnya, Kartiya mengukur, & memotong kayu triplek secon tepat bidang mobil. Seterusnya, dirinya gabungkan satu persatu, sampai jadi ban, kepala, tubuh, & sektor mesin. Masing-masing bidang itu dicat, & digabungkan sampai jadi mobil yg pass menarik.
Dalam satu pekan, Kartiya bisa menyelesaikan seputar 10 buah mobil-mobilan berukuran agung, atau kurang lebih 15 buah mobil berukuran mungil. Hasil karyanya ini beliau antarkan cepat ke sekian banyak toko di Jalur Penting Pantura, & sekian banyak pemesan dari Kuningan, Majalengka, Indramayu, Bandung, & pun Tegal jateng.
Satu satuan mobil mainan ukuran akbar, beliau menjual ke toko kurang lebih Rupiah 50.000 rp, & Rupiah 35.000 buat ukuran sedang. Sementara itu utk ukuran mungil beliau menjual Rupiah 25.000.
Tidak Cuma buat memenuhi keperluan rumah tangga, Kartiya meniatkan kerajinan ini juga sebagai upya melestarikan budaya. “Masih, masihlah semangat, & kuat. Sebab aku tetap sehat, & tentunya aku masihlah memerlukan budget utk menafkahi keluarga,” jelasnya disaat ditemui di rumahnya.
Kartiya yg punyai semangat tinggi, ulet, & tekun ini, telah membuahkan karya mainan tradisional ini sejak jejaka, kira kira 35 th yg dulu. Dia meyakini, walaupun mainan tradisional sudah tergusur jaman, tapi mainan tersebut dapat masih eksis selagi masihlah ada anak-anak.