Songket & tenun ikat yaitu salah satu kerajinan khas kain tenun lombok Nusatenggara Barat. Seni kerajinan itu diwariskan dengan cara turun temurun. Khususnya kepada warga yg tinggal di Desa Sukarare, Lombok Tengah, kurang lebih 50 kilo meter sebelah tenggara Mataram.
hingga kini, Sukarare jadi sentra industri mungil penghasil songket & tenun ikat di kawasan NTB. Bagi warga desa di sana, seni pengerjaan songket & tenun ikat yaitu keterampilan yg diwariskan dengan cara turun temurun dari para leluhur mereka.
Selintas, teknik pembuatan songket tampak teramat sederhana. Bentangan benang dirajut bersama fasilitas tenun tradisional sampai menempa selembar kain. Kepada disaat yg bersamaan, benang berwarna keemasan dibordir terhadap lembaran kain setengah menjadi. Pola yg ada dikreasikan dengan cara spontan. Maklum, sarana yg dimanfaatkan tetap sangat tradisional. Bahkan, mampu dibilang kuno. Buat membuahkan selembar songket sanggup memakan kala satu sampai dua bln.
Sedangkan, utk tenun ikat, pengerjaan dilakukan cocok dgn namanya, ialah secara mengikat lembaran-lembaran benang. Selanjutnya dicelupkan pewarna. Sementara, sektor yg dibiarkan polos, cocok pola yg sudah digambar, dibungkus tali plastik. Proses pengerjaannya pun relatif serentak, hanya seminggu. Soalnya, fasilitas tenun yg diperlukan termasuk juga keluaran generasi ke-2. Mesin manual itu memanfaatkan jumlahnya pedal utk mempercepat proses perajutan.
Selesai memproduksi kain songket & tenun ikat, para perajin lantas menyerahkan buah tangan mereka terhadap banyaknya toko atau galeri. Ruang penjualan itu terletak di kawasan yg sama. Harga menjual yg dipatok bervariasi. Sejak Mulai dari Rupiah 50 ribu sampai Rupiah 2 juta. Semuanya tergantung dari bahan basic kain plus sejumlah pola & warna yg diperlukan.